Istilah Metaverse ramai jadi perbincangan sejak Facebook mengubah namanya menjadi Meta pada Oktober 2021. Saat itu, Meta berencana menghabiskan $10 miliar yang akan digunakan selama tahun berikutnya untuk membangun visi mereka tentang metaverse.
Digadang-gadang akan menjadi dunia digital utama di masa mendatang, sebenarnya apa itu metaverse, dan seberapa penting untuk mengetahuinya?
Simak artikel ini untuk memahaminya lebih dalam.
Sejarah dan Pengertian Metaverse
Metaverse berawal dari sebuah konsep imajinasi dari penulis novel fiksi ilmiah Neal Stephenson pada tahun 1992 dalam bukunya yang berjudul Snow Crash, tentang bagaimana manusia sebagai Avatar, dapat berinteraksi satu sama lain dalam ruang virtual tiga dimensi berdasarkan metafora dunia nyata.
Pada dasarnya, metaverse dapat digambarkan sebagai ruang atau dimensi virtual yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan aktivitas seperti bertemu, bermain, bekerja bersama atau pun membangun pengalaman dengan menciptakan objek pada dunia 3D tersebut.
Meskipun berbasis di internet, metaverse merupakan gabungan antara dunia nyata dan virtual 3D, sehingga perdagangan objek tertentu dapat terjadi seperti real estate digital, aksesori, dan masih banyak lainnya.
Kaitan Metaverse Dengan Blockchain
Sebagaimana yang disebutkan, sebuah bisnis atau transaksi dapat dilakukan pada dunia metaverse sehingga dibutuhkan peran sebuah mata uang untuk mendorong ekonomi digital. Cryptocurrency memiliki peran penting dalam hal tersebut sebagai mata uang resmi melalui token utilitas dan barang koleksi virutal (NFT) yang menjadi hak properti aset digital pengguna.
Selain itu, teknologi blockchain berfungsi guna memenuhi sebagian aspek-aspek utama yang sesuai dengan konsep metaverse, seperti berikut ini:
Transfer Nilai: Tentu sebuah keamanan transaksi pengguna menjadi prioritas bagi metaverse, sehingga mata uang seperti pada game multiplayer tentu kurang aman dibandingkan dengan kripto di blockchain.
Aktualitas Kepemilikan: Pengguna dapat memberikan bukti atau validasi terhadap kepemilikan sebuah aset digital pada metaverse dengan mengakses dompet kripto miliknya, karena itu blockchain adalah teknologi paling tepat untuk mencatat dan menetapkan identitas properti digital.
Aksesibilitas: Berbeda dengan rekening bank, blockchain adalah solusi paling mudah dan aman bagi pengguna karena dari segi pembuatan sampai pengelolaan akses dapat dilakukan tanpa mengeluarkan biaya atau pun informasi pribadi.
Kolektibilitas Digital: Melalui NFT yang berdiri di atas blockchain, sebuah objek akan sepenuhnya bersifat unik dan tidak dapat dipalsukan atau ditiru, hal ini menjadi poin penting bagi sebuah dunia virtual yang ingin menggabungkan aktivitas di kehidupan nyata.
Interoperabilitas: Sebuah proyek multiverse tentunya perlu untuk saling terhubung, dan saat ini para pengembang telah menemukan solusi atas hal ini dengan teknologi blockchain. Blockchain dapat berguna untuk meningkatkan aspek pembuatan avatar atau identitas digital yang kompatibel pada setiap platform yang berbeda.
Aktivitas Di Dunia Metaverse
Kembali pada konsep dasar metaverse yaitu gabungan antara dunia fisik dan virtual yang digerakkan oleh teknologi augmented reality (AR), maka metaverse terbilang akan sangat luas dengan beragam opsi kegiatan yang dapat dilakukan penggunanya karena sebagian besar unsur metaverse meniru aspek pada kehidupan nyata. Lalu, berikut beberapa aktivitas umum yang dapat dilakukan pengguna di dunia 3D tersebut:
1. Menonton Konser Virtual
Sebenarnya hal ini sudah terjadi dalam game Fortnite yang seringkali menggelar acara dengan menghadirkan nama besar seperti Ariana Grande, Travis Scott, dan lainnya. Namun konser virtual seperti ini tentu akan lebih otentik melalui metaverse, karena pengguna akan mengenakan headsetn Virtual Reality (VR) yang membuat suasana konser lebih terasa seperti di dunia nyata pada umumnya.
2. Bekerja
Konsep bekerja secara virtual sebetulnya sudah menjadi umum dilakukan saat ini melalui platform seperti zoom atau google meet. Tapi dengan metaverse tentu akan memberikan pengalaman bekerja yang lebih menarik dan mengesankan yang membuat pengguna seperti berada di kantor sungguhan.
Perusahaan Meta bahkan telah meluncurkan software meeting untuk metaverse yaitu Horizon Workrooms untuk mendukung pengalaman terhadap situasi asli saat bekerja.
3. Bermain Game
Tentu saja kamu dapat bermain game pilihan yang ada di metaverse, saat ini cukup banyak perusahaan video game yang sudah bekerja sama dengan Meta.
Diperlukan teknologi khusus untuk bermain seperti menggunakan Oculus Rift agar dapat mengakses metaverse.
4. Melihat dan Membeli Barang
Tak hanya itu, di sini kamu bisa melihat karya seni yang dipamerkan atau membeli pakaian, sistem jual beli pada metaverse dapat berupa NFT.
Pengguna dapat memasuki toko-toko pakaian atau karya seni tertentu seperti di dunia nyata, kamu juga dapat mencobanya sebelum melakukan pembelian.
Pakaian dibeli dapat digunakan oleh avatar atau di simpan sebagai koleksi di dunia metaverse.
Seiring berkembangnya metaverse, maka akan lebih banyak lagi pilihan aktivitas yang dapat dilakukan pengguna nantinya.
Contoh-contoh Platform Metaverse
The Sandbox
Platform metaverse yang dibuat pada tahun 2012 lalu ini awalnya merupakan game biasa seperti pada umumnya yang pada akhirnya secara perlahan berpindah menjadi sebuah proyek metaverse. Dalam Sandbox, pengguna dapat menjelajah, membeli sebuah lahan, membangun di tanah virtual tersebut, kemudian menjualnya kembali ke pengguna lain.
SecondLive
SecondLive adalah platform virtual 3D yang di dalamnya terdapat sebuah ekosistem berjalan yang memungkinkan pengguna untuk berbisnis, belajar, atau bersosialisasi di dalamnya. Ada pun acara yang diselenggarakan dengan konsep metaverse seperti pameran virtual yang menampilkan berbagai macam proyek yang dibangun di atas jaringan Binance Smart Chain.
Decentraland
Mirip seperti Sandbox, pengguna dapat membeli bangunan virtual dan memperjualbelikannya sebagai NFT, dan menghadiri berbagai acara virtual agar tetap terhubung dan berinteraksi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.