Silicon Valley Bank Runtuh Dalam 48 Jam, Kegagalan Terbesar Dunia Perbankan

Regulator Amerika Serikat secara tiba-tiba menutup salah satu bank terbesar, Silicon Valley Bank pada Jumat (10/3) karena mengalami krisis modal dalam kurun waktu 48 jam

Silicon Valley Bank (SVB) merupakan salah satu bank terbesar di Amerika Serikat urutan ke-16 yang telah berdiri selama 40 tahun dan menjadi pilihan bagi 44 persen perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan, seperti Pinterest dan ZipRecruiter, hingga Circle dari sektor cryptocurrency.

Saham SVB sempat jatuh sebesar 70 persen pada hari Jumat tepat sebelum perdagangan dihentikan oleh Departemen Perlindungan dan Inovasi Keuangan California. Fenomena ini menjadi kegagalan terbesar sektor perbankan AS sejak krisis keuangan 2008 lalu dan menjadi peristiwa terbesar kedua yang pernah ada di negara tersebut setelah Washington Mutual.

Berawal dari sikap agresif The Fed yang terus-menerus menaikkan suku bunga acuan pada level tertinggi. Tekanan tersebut memicu krisis modal pada perusahaan karena banyaknya permintaan penarikan besar-besaran dari para klien.

Hingga para investor dikejutkan pada hari Rabu kemarin atas pengumuman bahwa perusahaan telah mengalami kerugian dalam penjualan sekuritas dan harus mengumpulkan dana sebesar US $2,25 miliar untuk memenuhi kebutuhan likuiditas serta menopang neraca keuangannya.

“Kondisi SVB memburuk begitu cepat sehingga tidak bisa bertahan hanya lima jam lagi, imbas dari penarikan uang yang dilakukan deposannya sehingga bank bangkrut, dan penutupan intraday tidak dapat dihindari karena bank run klasik,” kata CEO Better Markets, Dennis M. Kelleher.

Saat ini, para pelanggan yang memilih untuk bersama SVB terpaksa untuk menghadapi situasi yang tidak pasti agar mendapatkan kembali uang miliknya karena proses bank run yang berakhir dengan penyitaan SVB.

Menurut laporan FDIC, Silicon Valley Bank memiliki total aset mencapai 209 miliar dolar AS serta simpanan 175 miliar pada akhir tahun 2022.

Sementara itu, apa yang terjadi pada SVB telah memberikan dampak buruk terhadap saham perbankan lainnya secara lebih luas. Seperti yang terjadi pada First Republic Bank, yang mengalami kejatuhan hingga 22% pada Jumat sore karena kekhawatiran para nasabahnya.

Total
0
Shares
Previous Article

Stablecoin baru? Aave luncurkan GHO di Ethereum Goerli Testnet.

Next Article

Mengenal Scalping Crypto: Strategi Profit Jangka Pendek

Related Posts