Binance terus menghadapi serangkaian tantangan dan pengawasan hukum yang menimpanya. Setelah menghadapi gugatan di Amerika Serikat dan penolakan lisensi di Belanda, kini otoritas Prancis tengah melakukan penyelidikan terhadap pertukaran tersebut.
Laporan terbaru mengungkap bahwa Binance sedang diselidiki atas dugaan penyediaan layanan aset digital secara ilegal kepada publik. Selain itu, pertukaran tersebut juga dihadapkan pada tuduhan serius terkait “tindakan pencucian uang yang diperparah”.
Tuduhan ini mencakup dugaan praktik persaingan dengan operasi investasi, pengelabuan asal-usul dana, dan penyalahgunaan konversi hasil yang didapatkan secara ilegal.
Kejaksaan Agung Paris mengungkapkan bahwa penyelidikan terhadap Binance France dilakukan oleh yurisdiksi khusus antarwilayah Paris (JIRS). Sebagai hasil dari penyelidikan ini, kasus tersebut kemudian dirujuk ke Service d’Enquêtes Judiciaires des Finances (SEJF), sebuah lembaga pemerintah yang berfokus pada pemberantasan kejahatan keuangan.
Penyelidikan terhadap Binance telah berlangsung sejak Februari 2022, dengan dugaan bahwa Binance tidak memenuhi prosedur Know Your Customer (KYC) yang diperlukan untuk mencegah penggunaan platform tersebut dalam aktivitas pencucian uang. Otoritas juga menyatakan bahwa Binance telah melakukan promosi layanannya kepada calon pelanggan di Prancis sebelum memperoleh pendaftaran resmi pada bulan Mei 2022.
“Binance menginvestasikan banyak waktu dan sumber daya untuk bekerja sama dengan penegak hukum secara global. Kami mematuhi semua undang-undang di Prancis, seperti yang kami lakukan di setiap pasar lain yang kami operasikan. Kami tidak akan mengomentari spesifik penegakan hukum atau penyelidikan peraturan kecuali untuk mengatakan bahwa informasi tentang pengguna kami disimpan dengan aman dan hanya diberikan kepada pejabat pemerintah setelah menerima pembenaran yang sesuai dan terdokumentasi,” tulis presiden Binance France, David Princay dalam sebuah tweet.
Usai berita tersebut dipublikasikan, CEO Binance, Changpeng “CZ” Zhao, mengumumkan melalui cuitan di Twitter bahwa otoritas telah melakukan “kunjungan tak terduga” dalam beberapa minggu terakhir. Meskipun tidak disebutkan secara spesifik, dia menyebut bahwa perusahaan-perusahaan kripto lain juga mengalami tindakan serupa. CZ menekankan bahwa Prancis masih menjadi pusat utama perusahaan di Eropa.