Baru-baru ini, marketplace NFT terbesar OpenSea mengumumkan bahwa perusahaannya akan mulai menghentikan kewajiban membayar biaya royalti pada penjualan sekunder NFT di platformnya yang akan mulai ditetapkan pada 31 Agustus.
Kebijakan baru ini akan memiliki konsekuensi terhadap para seniman dan tim yang sebelumnya mendapatkan pendapatan pasif dari hasil penjualan ulang.
Saat ini, biasanya OpenSea memberikan biaya royalti kepada para kreator sekitar 2,5% hingga 10% dari penjualan ulang NFT. Namun, marketplace NFT tersebut kini menunjukkan pendekatan baru di mana seniman memiliki keleluasaan untuk menentukan biaya royalti sesuai keinginan mereka. Perubahan ini akan mengubah biaya tersebut menjadi suatu bentuk tip opsional yang pembeli dapat pilih untuk disumbangkan.
Selain itu, keputusan ini juga dipengaruhi oleh perubahan dinamika persaingan di dalam industri NFT yang terus berkembang. Sebelumnya, OpenSea berkomitmen untuk memberikan royalti kepada para krator sebagai bentuk dukungan terhadap seniman dan karya mereka. Namun, saat ini, komitmen ini justru dipertimbangkan kembali.
Pada saat yang bersamaan, langkah ini juga akan mengakhiri filter Operator OpenSea yang sebelumnya menghindari NFT di platform ini dari dijual ke pesaing marketplace lainnya.
Sementara itu, bagi koleksi yang telah menerapkan Filter Operator OpenSea sebelum 31 Agustus, serta untuk koleksi yang sudah ada di jaringan blockchain selain Ethereum, OpenSea akan memungkinkan pemberlakuan biaya royalti opsional pada semua transaksi penjualan sekunder dari 31 Agustus 2023 hingga 29 Februari 2024.
Reaksi Komunitas NFT
Berbagai kritikus berpendapat bahwa perubahan ini merusak ikatan antara para pembeli dan seniman. Selain itu, ada juga pandangan yang menyuarakan keprihatinan atas potensi dampak negatif terhadap stabilitas finansial para seniman.
Penghapusan royalti kreator yang dipaksakan oleh OpenSea adalah cerminan tantangan yang dihadapi perusahaan baru-baru ini. Di samping itu, arus perdagangan NFT utama telah beralih ke Blur, yang menyebabkan OpenSea harus berupaya mengurangi biaya royalti untuk mempertahankan daya saingnya. Respons ini juga melibatkan reaksi dari pembuat konten yang telah mengungkapkan pandangan mereka melalui unggahan di media sosial, menyoroti pentingnya hak-hak seniman.
Dari sudut pandang yang berbeda, CEO OpenSea, Devin Finzer, menjelaskan bahwa perubahan ini merupakan langkah yang mengarah pada memberikan kekuatan bagi inovasi dan kemampuan adaptasi. Selain itu, ia mengakui batasan dari model sebelumnya dan mendorong para pembuat konten untuk menjelajahi strategi alternatif.