Dreamus, sebuah perusahaan hiburan dan penyelenggara acara terkemuka di Korea Selatan, kini memasuki dunia tiket NFT. Dalam gerakan strategis, anak perusahaan SK Planet ini telah mengintegrasikan layanan tiket NFT ke dalam aplikasi mereka, OK Cashbag, yang dikenal sebagai program loyalitas hadiah milik perusahaan induknya.
Dengan adanya integrasi ini, para penggemar sekarang dapat membeli tiket untuk beragam acara, seperti konser K-pop dan lainnya, dalam bentuk Avalanche NFT yang dapat ditemukan di subnet khusus Avalanche SK Planet yang baru saja diluncurkan pada awal tahun ini.
Saat ini, tiket NFT berbasis Avalanche tersedia untuk Festival Jazz Seoul dan pertunjukan musikal terkenal “Phantom of the Opera.” Meskipun tiket NFT untuk K-pop Superpop Festival awalnya ditawarkan, mereka harus dibatalkan karena insiden tak terduga selama proses pemasangan panggung, sebagaimana diumumkan di situs resmi acara, dan proses pengembalian dana sedang berlangsung.
Tiket NFT Dreamus akan memberikan pembeli sebuah kode QR yang hanya akan diaktifkan saat hari acara tiba. Namun, penting untuk dicatat bahwa NFT ini memiliki keunikan dibandingkan dengan NFT biasa yang umumnya ditemui di platform seperti OpenSea. Tiket NFT Dreamus ini dirancang agar hanya bisa diakses oleh pembeli asli, dengan tujuan mencegah entri yang tidak sah menggunakan NFT milik orang lain.
Inisiatif ini mencerminkan tren sebelumnya dalam proyek NFT yang telah diperkenalkan oleh influencer dan selebritas sebagai cara kreatif untuk menghubungkan dunia tiket dan keanggotaan. Sebagai contoh, tahun lalu, Gary Vaynerchuck, seorang pengusaha media sosial terkemuka, menjadi tuan rumah acara ‘Veecon’ di Minneapolis. Dalam acara tersebut, dia memberikan akses eksklusif selama tiga tahun kepada lebih dari 10.000 pemegang koleksi NFT yang dimilikinya.
Dalam wawancara, Justin Kim, yang menjabat sebagai Kepala Ava Labs Korea, menyoroti potensi tiket NFT untuk mengatasi permasalahan yang telah lama mengganggu industri tiket acara langsung, seperti bot dan calo.
“Ini adalah bisnis yang buruk bagi artis dan penggemar. Mereka benar-benar terluka secara emosional dalam keseluruhan prosesnya.”
Tiket NFT yang berbasis blockchain bisa dikonfigurasi dengan fitur-fitur yang memungkinkan artis untuk mencegah penjualan ulang atau memberlakukan pembatasan pada harga jual kembali, memberikan mereka kontrol yang lebih besar atas tiket acara mereka.
Menurut Gyosu Kim, Chief Business Officer SK Planet, tiket berbasis blockchain juga memiliki potensi sebagai alat anti-scalping yang efektif. Kim mengatakan bahwa proses otentikasi yang terjadi di lokasi acara dapat meningkatkan pengalaman keseluruhan bagi para pengunjung.
Selain itu, Dreamus dan SK Planet, anak perusahaan dari SK Telecom, operator nirkabel terbesar di Korea Selatan, akan memperkenalkan pasar sekunder untuk NFT pada akhir tahun ini. Pasar ini akan menyediakan berbagai manfaat loyalitas dan fitur tambahan. Menurut Justin Kim, ada peningkatan kesadaran di kalangan perusahaan bisnis Korea tentang potensi solusi blockchain, dan adopsi semakin banyak terjadi di tingkat ritel dan bisnis.