Presiden El Salvador yang dikenal sebagai salah satu tokoh pro-bitcoin, Nayib Bukele, sukses besar dalam pemilihan presiden Minggu malam. Hasil pemilu menunjukkan kemenangan telak untuk Bukele, dengan klaimnya mendapatkan lebih dari 85% suara dan setidaknya 58 dari 60 kursi di Dewan Perwakilan.
Bukele telah menjadi sosok yang sangat digemari sejak menjabat sebagai presiden pada tahun 2019, dan hasil ini sebenarnya sudah bisa ditebak mengingat popularitasnya dan keunggulannya dalam jajak pendapat sebelum pemilu. Kabar kemenangan Presiden Bukele pun langsung diumumkan melalui cuitan di media sosial, dengan menyatakan, “Berdasarkan data kami, kami berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan presiden dengan lebih dari 85% suara dan setidaknya 58 dari 60 kursi di Dewan Perwakilan.”
Selama masa jabatannya yang pertama, Bukele mencuri perhatian dengan tindakan kerasnya melawan kekerasan geng, mengadakan penahanan massal untuk meningkatkan keamanan di El Salvador. Tak hanya itu, Bukele juga membuat langkah revolusioner dengan mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran sah pada tahun 2021. El Salvador pun menjadi pelopor sebagai negara pertama yang melakukannya, memperkenalkan dompet kripto Chivo dan bahkan memulai investasi dalam bitcoin.
Meskipun langkah ini disambut baik oleh komunitas bitcoin, langkah tersebut mendapat kritik dari berbagai organisasi internasional, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF). Pada tahun ini, El Salvador berencana untuk menerbitkan “Volcano Bonds” berbasis bitcoin setelah mendapatkan persetujuan regulasi pada bulan Desember. Obligasi ini diharapkan akan menjadi sumber pendanaan untuk industri penambangan BTC yang sepenuhnya didukung oleh energi terbarukan.
Presiden Bukele menyuarakan optimisme dan antusiasmenya dalam konferensi pers sebelum hasil resmi diumumkan. Dia menekankan pentingnya dukungan penuh untuk meneruskan perlawanan anti-geng dan melanjutkan perubahan positif di El Salvador. Bukele berbicara tentang berhasil mengatasi kejahatan yang pernah melanda negara tersebut dan menyatakan keyakinannya bahwa El Salvador kini berada pada momentum positif.
Meskipun meraih kemenangan dalam pemilu, Bukele, yang sangat dicintai pendukungnya, tetap dihadapi dengan kritik terkait catatan hak asasi manusia selama masa pemerintahannya. Tindakan penahanan massal yang melibatkan 1% dari populasi negara tersebut dianggap tidak berkelanjutan dalam jangka panjang oleh beberapa analis.
Namun, sebagian besar pemilih tampaknya memilih melihat pencapaian Bukele dalam menurunkan tingkat kejahatan dan meningkatkan keamanan negara sebagai faktor penentu. Jajak pendapat pra-pemilu menunjukkan bahwa mayoritas pemilih lebih memilih memberikan penghargaan kepada Bukele atas perubahan positif yang telah terjadi di El Salvador. Pemilu ini membuktikan bahwa Bukele mendapat dukungan luas dan kemungkinan besar akan memimpin El Salvador untuk masa jabatan kedua, membawa negara ini ke arah yang baru dan menantang.