Baru-baru ini, Pemerintah Amerika Serikat (AS) mentransfer hampir US$ 1 miliar Bitcoin hasil dari serangan dark web ke dompet baru, termasuk salah satunya yang dimiliki oleh Coinbase. Tindakan transfer dilakukan seiring dengan kenaikan harga Bitcoin yang mencapai lebih dari 11% dalam beberapa jam, mencapai level US$60.000 pada tanggal 29 Februari.
Bitcoin yang dipindahkan, berasal dari dua dompet yang sebelumnya disita oleh pemerintah AS selama penyelidikan. Proses transfer dimulai dengan transaksi uji kecil sebesar 1 Bitcoin, diikuti oleh tiga transfer besar dengan total lebih dari 15.000 Bitcoin, setara dengan hampir US$950 juta berdasarkan harga Bitcoin saat penulisan.
Tujuan dari transfer ini masih belum jelas. Namun, selain terjadi di tengah reli harga Bitcoin, penjualan tersebut juga terjadi bersamaan dengan kehadiran Ilya Lichtenstein di pengadilan, salah satu individu yang diduga terlibat dalam peretasan Bitfinex pada tahun 2016. Selama persidangan, Ilya memberikan rincian tentang metode peretasan tersebut, yang mengakibatkan pencurian sekitar 119.754 Bitcoin, dengan nilai lebih dari US$7,4 miliar.
Sebelumnya, pemerintah AS telah menjual sebagian kecil dari kepemilikan Bitcoinnya. Pada bulan Januari, mereka mengumumkan niatnya untuk menjual BTC senilai US$117 juta yang disita dari seorang terpidana penyelundup narkoba yang beroperasi di Silk Road.
Saat ini, pemerintah AS memiliki lebih dari 194.000 Bitcoin, menurut data on-chain yang dikumpulkan oleh perusahaan manajemen aset 21.co di Dune. Ini menjadikan AS sebagai salah satu pemegang Bitcoin terbesar di dunia. Sebagian besar Bitcoin yang dimiliki oleh pemerintah AS berasal dari penyitaan terkait aktivitas kriminal, terutama dari operasi Silk Road, di mana lebih dari 144.000 Bitcoin berhasil disita. Bitcoin yang disita ini dikelola oleh US Marshals Service dan secara periodik dilelang ke publik.
Edward Snowden juga mengungkapkan prediksinya yang mengejutkan bahwa “sebuah pemerintah nasional” telah mengumpulkan Bitcoin selama beberapa waktu. Snowden menyatakan bahwa pemerintahan tersebut berencana menggunakan Bitcoin sebagai pengganti cadangan emas konvensional, meskipun belum ada informasi lebih lanjut mengenai identitas pemerintah yang dimaksud.